Bagaimana mengubah blog WordPress menjadi MESIN UANG yang MEMATIKAN !! Tutorial komplit dilengkapi Software dan Script Siap Pakai
Vist Lovebird Mania, the website dedicated to Lovebirds

Selasa, 22 Desember 2009

Uang adalah kekuasaan, tetapi kemiskinan adalah kekuatan

Ya, uang adalah kekuasaan; saya tidak menyangkal. Tetapi kekayaan membuat Anda lemah. Anda menjadi demikian rapuh bahkan “Rasa Takut” menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan Anda. Anda menjadi takut. Anda penuh ketakutan.

Setiap saat Anda hidup dalam suasana ketakutan. Anda takut kehilangan apa yang Anda miliki. Anda selalu ingin mengenggam apa yang Anda miliki. Kepemilikan Anda membuat Anda menjadi percaya diri. Tanpa itu, Anda tidak berarti. Anda kehilangan kepribadian. Anda takut akan ketinggalan di medan perlombaan hidup dan karena itu Anda mulai mempercepat pengumpulan uang


Tanpa bingkai emas untuk kaca mata Anda, Anda kelihatan tolol. Tanpa sepatu merk terkenal, Anda tampak dungu. Tanpa ikat pinggang yang mahal, Anda kelihatan bodoh. Dan Anda mulai membebani diri Anda dengan berbagai macam perlengkapan, hanya untuk membuktikan bahwa Anda adalah seseorang, bahwa Anda mempunyai status social tertentu, bahwa Anda mempunyai latar belakang keuangan tertentu. Hanya untuk itu, Anda harus berusaha meningkatkan kepemilikan Anda.

Anda menginginkan kendaraan yang lebih mewah untuk dikendarai, rumah yang lebih bagus untuk ditempat. Jika memungkinkan, Anda akan membawa dan memamerkan semua benda-benda yang Anda miliki. Anda menjadi museum berjalan. Itu merupakan suatu kebodohan, tetapi membuat Anda puas. Anda tidak mau kehilangan kesempatan untuk memamerkan dan memperlihatkan kekayaan Anda.

Anda mulai kehilangan kepercayaan pada diri Anda. Anda menempatkan kepercayaan Anda pada apa yang Anda miliki saat ini. Anda menjadi demikian tidak percaya diri. Tanpa dasi yang serasi dan mahal untuk memenuhi standar Anda, Anda merasa malu untuk keluar rumah. Bahkan pada saat jogging di pagi hari, ketika masih gelap, Anda ingin sepatu olahraga dan perlengkapannya yang bagus dan mahal. Anda akan membuat T-shirt Anda secara jelas mempertontonkan merknya. Ke mana hilangnya kepercayaan diri Anda? Oh, demikian rapuhnya Anda.

Dan, lihatlah orang-orang miskin yang harus berjuang untuk kehidupan mereka. Mereka miskin, tetapi dalam kemiskinan mereka menemukan sumber kekuatan. Mereka siap untuk menerima segala macam resiko, tidak seperti Anda, yang harus membuat polis asuransi atas semua resiko, sebelum melakukan sesuatu. Inilah orang-orang yang berani. Mereka sudah tidak punya apa-apa dan mereka tahu hidup mereka tidak akan menjadi lebih buruk. Mereka sudah pada titik yang terendah. Lalu mengapa tidak mengambil resiko? Seandainya Dewi Keberuntungan berpihak pada mereka, mereka berhasil. Bila tidak, mereka tetap seperti itu, tetap tidak punya apa-apa.

Hokum alam sangat efisien dan adil. Dia memberi keseimbangan bagi orang miskin dengan tambahan kekuatan.

Jika Anda kaya, saya ingin Anda memperhatikan ini. Saya ingin Anda tidak memandang rendah mereka, karena mereka mempunyai sesuatu yang tidak Anda punyai. Saya bukan penganut paham sosialis, saya juga bukan komunis. Saya tidak anti-kekayaan. Saya melawan kelemahan. Nikmati hidup Anda, nikmati uang yang dapat membeli segalanya buat Anda. Tetapi jangan biarkan diri Anda menjadi lemah. Anda bodoh, jika Anda harus membayar keberhasilan Anda dengan kekuatan Anda. Saya ingin Anda memahami hal ini. Untuk meraih keberhasilan, jangan sampai Anda gadaikan kekuatan Anda. Anda akan membeli kesuksesan Anda dengan harga yang sangat tinggi.

Sebaliknya, jika Anda miskin, jangan iri dengan si kaya. Anda mempunyai apa yang tidak mereka miliki. Anda mempunyai kemampuan untuk mengambil berbagai macam risiko. Tetapi jangan pula Anda hanya duduk-duduk bermalas diri dan membuang-buang waktu mensyukuri kekuatan Anda. Bangun, bangkitlah; kerjakan semuanya, kerahkan segala usaha dan jadikan impian Anda menjadi kenyataan.

Saya ingin si kaya menjadi tanpa rasa takut. Jika Anda tidak takut, Anda tidak dapat menjadi tamak. Saya berharap si miskin menjadi lebih realistis, hanya itu yang dapat menjadikan impian Anda menjadi kenyataan.

Anda harus kuat. Jika uang lebih dianugerahkan kepada Anda, gunakan sebagai pelengkap kekuatan Anda. Jangan jadikan sebagai factor pelemah. Kekuatan-kekuatan batin membuat seseorang menjadi orang kaya yang sebenarnya, yaitu tidak takut, sabar dan siap melayani sesama.


Sumber : Buku “ Kehidupan – panduan untuk meniti jalan ke dalam diri oleh Anand Krishna “



Read More..

Senin, 14 Desember 2009

Sabda Awal

1. Dunia benda ini tidak kekal, tidak abadi,
2. Kebendaan berubah terus,
3. Apa yang kumiliki saat ini, pernah dimiliki orang lain sebelumnya. Dan, dapat berpindah tangan kapan saja.

Sebab itu, Kebendaan tidak dapat membahagiakan diriku untuk selamanya. Sesuatu yang bersifat tidak kekal, tidak abadi – tidak dapat memberi kebahagiaan yang kekal dan abadi. Lalu, adakah sesuatu yang abadi?


Energi

Energi itulah Tuhan. Tuhan adalah Energi Agung – The Supreme Energy, The Supreme Being. Energi yang berada di mana-mana, dan meliputi alam semesta, juga berada di dalam diriku, di dalam dirimu, di dalam diri kita semua.

Energi di luar, energi di dalam.

Tuhan di luar, Tuhan di dalam….
Hyang Di luar, sedang berekspansi terus…. Aku tidak mampu menggapai keluasan serta kebesarannya. Hyang Di Dalam dapat kurasakan Keberadaan serta Kehadirannya. Kesadaran itu Membahagiakan. Itulah Pencerahan. Itulah Pengalaman di atas semua Pengalaman lainnya – itulah Aanand.

Tuhan adalah Sumber Segala Kebahagiaan.

Kebahagiaan yang Kekal, Abadi dan Tak Pernah Berakhir. Maka, “Sumber Segala Kebahagiaan” itu disebutnya Shiva. Shiva tidak hanya berarti Sumber Segala Kebahagiaan, tetapi juga Sumber Segala Kemuliaan, bahkan Sumber Segala-Galanya. The Source.

Dengan memusatkan kesadarannya, seluruh perhatiannya pada Sumber itu – Manusia memperoleh kebahagiaan yang luar biasa. Saat kesadarannya beralih pada sesuatu yang tidak membahagiakan, pada pengalaman suka dan duka – maka kebahagiaan itu tak terasakan lagi.

Ya, Kebahagiaan itu ada. Selalu ada. Tetapi, bisa tak terasakan saat kesadaran kita lentur atau beralih pada sesuatu yang lain. Maka, manusia-manusia jenius itu, leluhur kita, menasihati kita untuk senantiasa memusatkan kesadaran kita pada Shiva – pada Sumber Kebahagiaan.

Bagaimana memusatkan kesadaran kita pada Sumber itu, pada Sumber di dalam diri itu? Dengan menggunakan getaran-getaran di dalam diri sebagai wahana, sebagai sarana. Getaran-Getaran Awal yang menciptakan Suara, Kata-Kata…. Bukankah alam semesta ini diawali dengan sebuah ledakan yang dahsyat? Ledaka, Suara, Getaran …… Hmmmmmmmmmm……

Ledakan yang terjadi di luar itu barangkali sedang terjadi di dalam diriku juga…. Suara atau Sabda Awal itu barangkali terdengar di dalam diriku juga…. Bahkan, barangkali aku dapat menirunya…..

Sumber: Buku “Panca Aksara – membangkitkan keagamaan dalam diri manusia oleh Anand Krishna.”

Read More..

Kebahagiaan Sejati

Setiap orang, setiap anak manusia, bahkan setiap makhluk, sejak awal mulanya ala mini – sesungguhnya mendambakan satu hal saja. Yaitu: Kebahagiaan Sejati.

Ketika otaknya belum cukup berkembang, daya pikir serta intelejensianya masih minim – ia memahami apa yang didambakannya itu sebagai keinginan untuk “ sesuatu “. Sesuatu yang “dianggapnya” dapat membahagiakan dirinya


Saat itu, ia belum mampu mendefinisikan kebahagiaan. Kenikmatan indera dan kenyamanan tubuh dianggapnya sudah cukup membahagiakan. Dalam perjalanan panjang menuju kebahagiaan, dalam pencahariannya itu – manusia menemukan dan menciptakan banyak hal yang membuat tubuhnya menjadi sedikit lebih nyaman. Ia juga sibuk memuaskan inderanya.

Ternyata, semuanya itu tidak memuaskan juga.

Ia masih saja mendambakan sesuatu, mencari sesuatu yang “lebih”. Ia mencari kelanggengan dalam pengalamannya….. Masa yang cukup panjang dilaluinya sebelum ia dapat menyimpulkan bahwa, “Adalah Kebahagiaan Sejati atau Aanad yang sedang kucari!”

Manusia ingin bahagia, ia mendambakan kebahagiaan….Tetapi, bukanlah kebahagiaan biasa, kebahagiaan sesaat. Ia menginginkan Kebahagiaan yang Kekal, Abadi, Langgeng – Kebahagiaan Sejati. Kebahagiaan yang tak pernah berakhir, tak pernah melentur, tak pernah berkurang. Tak pernah hilang.

Sekali Bahagia, Tetap Bahagia.

Kebahagiaan seperti itulah yang diinginkan manusia.

Ia kecewa dengan kenikmatan sesaat yang diperolehnya lewat panca-indera. Ia tidak puas dengan kenyamanan sekadar yang diperolehnya bagi tubuh. Ia mulai mencari keabadian, kelanggengan, immortality!

Kehidupan yang “berlangsung” antara titik kelahiran dan kematian – menjadi tidak berarti. Ia mulai bertanya: “Adakah sesuatu di balik kedua titik itu?”

Adakah jenis dan bentuk kehidupan lain sebelum kelahiran dan setelah kematian? Satu pertanyaan memunculkan pertanyaan yang lain. Gudang otaknya terpenuhi oleh pertanyaan, tanpa satu pun terjawab.

Ia mencari jawaban di luar…justru pencariannya itu menambah segudang pertanyaan baru. Maka Manusia Intelejen Pertama mulai mencari jawaban di dalam dirinya sendiri.

Dengan memejamkan kedua matanya, ternyata ia dapat menutup diri bagi dunia. Dengan menyumbat kedua telinganya dengan jari, ia pun dapat memisahkan diri dari kebisingan di luar.

Ia menemukan Sembilan lubang pada badannya….Ternyata lewat kesembilan lubang ini ia berinteraksi dengan dunia. Dua Mata, Dua Telinga, Dua Lubang Hidung, Satu Mulut, Dubur dan Alat Kelamin.

Adakah yang kesepuluh?

Pikiran, ya barangkali pikiran – Mind. Ketika Sembilan lubang pada badannya tertutup – ia masih bisa berhubungan dengan dunia lewat pikirannya. Ia masih bisa berinteraksi dengan dunia. Walau, interaksi seperti itu “tidak jelas” dua-arah. “Tampak” nya searah, satu arah.

Kelak ia akan menemukan kekuatan pikiran yang sesungguhnya jauh lebih dahsyat dari kekuatan lima indera yang dimilikinya. Dan, ia pun akan menyebutnya Indera Keenam. Adalah mind atau pikiran yang dimaksudnya dengan indera keenam tersebut.

Manusia menemukan sebuah system, sebuah mekanisme yang super-canggih di dalam dirinya sendiri. Dan, ia mulai meraba-raba, mulai berandai-andai – di balik mekanisme yang super canggih ini pastilah ada mekanik yang super-super canggih. Dalam kegagapannya, super mekanik atau super mekanisme itu disebutnya All That Is, Brahman, YHV, Allah…. Kesadaran yang telah mengantarnya pada kesimpulan itu adalah Buddha – Kesadaran Murni.
Jalan yang ditempuhnya, proses yang dilewatinya adalah Tao. Ah, ah, ah, ternyata…. Orang Melayu menyebutnya Tuan di atas semua Tuan. Tuan yang dipertuan oleh tuan-tuan lain – Tuhan!

Tuhan berada dibalik segala kejadian. Tuhan melampaui awal dan akhir. Ia sudah ada sebelum awal, dan akan tetap ada stelah titik akhir. Kesimpulan-kesimpulannya tidak logis, sebab itu ia “merasa” bahwa kesimpulan-kesimpulan tersebut pun “datang” dari Tuhan. Yang berada di atas segala logika.

Justru karena tidak logisnya kesimpulan-kesimpulan tersebut – ia makin percaya pada Hyang Maha Ada, Widhi yang Menentukan segala-galanya.
“Dari mana saya dapat menyimpulkan hal-hal seperti ini?” – dan ia pun mulai memuji-Nya:

Kau tlah memberi kata-kata
Kepada
Lidah yang sebelumnya tidak
Mengenal bahasa;

Kau telah menunjukkan jalan yang
Terang
Kepada diriku yang selama ini
Meraba dalam kegelapan;

Engkaulah Awal dan Akhir, bahkan melampaui keduanya;
Wahai Tuhan, Gusti Allah –
Engkaulah Segalanya….


Pujian-pujian seperti itu membahagiakan dirinya. Ia merasa telah menemukan sesuatu yang sangat berharga. Demikianlah tercipta atau turunnya agama-agama manusia.
Demikianlah menurut pemahamanku.

Tuhan, Kebahagiaan…

Brahman, Aanand… Tuhan Maha Membahagiakan… Tuhan adalah sebutan lain bagi Kebahagiaan Sejati. Tuhan itulah Kebahagiaan. Tuhan itulah Kebahagiaan Sejati.

Kesimpulan berikutnya:

Kebahagiaan Sejati tidak dapat diperoleh dari kebendaan yang tidak kekal, tidak abadi, yang senantiasa berubah bentuk dan berpindah tangan……

Sumber: Buku “Panca Aksara – membangkitkan keagamaan dalam diri manusia oleh Anand Krishna.”

Read More..

Rabu, 16 September 2009

Menemukan Dirimu

Mulat sarira, sebuah ungkapan lama oleh orang-orang Bali, menjadi tema yang dipilih untuk festival Kesenian Bali pada tahun ini. Bermakna introspeksi diri, mulat sarira bukanlah sekedar sebuah konsep, dogma agama atau doktrin, tetapi sebuah panggilan untuk seluruh umat manusia terlepas dari agama mereka, status sosial, ras, politik dan latarbelakang ekonomi untuk “kembali ke akar dan menemukan dirimu sendiri”

Tak seperti panggilan keagamaan lainnya, ini bukanlah panggilan untuk kembali kepada Tuhan. Ini bukanlah panggilan untuk menghadapkan wajah ke Kashi, Ka’bah atau Yerussalem – tetapi panggilan untuk “masuk ke dalam” dan temukan “diri” mu.


Tentusaja, ini bukanlah panggilan biasa. Karena ketika anda berpaling pada Tuhan, menurut dugaan orang seluruh cinta dan seluruh kasih, anda mungkin memiliki penghibur. Tetapi meniti ke dalam untuk menemukan “diri” mu, anda mungkin tidak akan menemukan cinta atau kasih. Sebaliknya, mungkin anda akan menemukan kebencian dan rasa ego.

Pada saat anda berdoa kepada Tuhan Yang Maha Mendengar, anda mengharapkan-Nya, apapun atau siapapun, untuk mendengar tangisan dan mengindahkan kesedihan anda. Tetapi, ketika anda berpaling ke dalam, anda berpaling ke dirimu yang sesungguhnya yang sedang dalam kesedihan. Tidak ada penghibur; bahkan anda menemukan ‘diri” mu dalam keadaan telanjang. Anda dapat melihat “diri” anda tanpa topeng, tanpa pakaian. Anda dapat melihat diri anda yang “mentah”

Ketika anda melakukan yang demikian, jangan mengambil kesimpulan. Jangan meniti ke dalam dengan beban berat yang berasal dari pengkondisian anda sebelumnya, seperti “ Tuhan adalah dalam anda.” Atau “ Anda pada dasarnya Tuhan.” Menitilah ke dalam dengan pikiran dan hati yang terbuka. Meniti ke dalam tanpa pengharapan, dan kemudian anda mungkin menemukan “diri” anda, “sejatinya diri” anda.

Proses ini adalah “meditasi”. Buddha menyebutnya vipashanaa. Para penganut ajaran Buddha menambahkan satu set latihan-latihan. Buddha sendiri tidak pernah menjelaskan atau agak tepatnya menentukan latihan apapun. AjaranNya nama umumnya “ Meniti ke dalam”, mulat sarira. Tak ada latihan, tak ada inisiasi – cukup bawa “satu keinginan tajam” anda untuk meniti ke dalam. Cukup bawa “keinginan kuat” anda untuk meniti ke dalam. Bawalah “kemauan” anda untuk menemukan “diri” anda dalam keadaannya yang telanjang.


Ada orang-orang yang menghubungkan vipashanaa atau meditasi dengan kesehatan, penyembuhan, keseimbangan emosi dan sebagainya. Itu bukanlah mulat sarira.; itu bukanlah vipashanaa; itu bukanlah Meniti Kedalam. Anda tidak meniti ke dalam untuk menyembuhkan; anda tidak meniti ke dalam dengan harapan tertentu. Anda meniti ke dalam tanpa harapan apapun. Bagaimana anda meniti ke dalam dengan harapan untuk menyembuhkan, jikalau pada tahap awal anda bahkan tidak tahu apakah anda sehat atau tidak? Anda mungkin tidak membutuhkan penyembuhan apapun. Anda mungkin berimajinasi tentang kondisi kesehatan atau emosi anda yang buruk.

Jadi, sekali lagi, menitilah ke dalam tanpa harapan apapun.

Dan bersyukurlah, bergembiralah, atas apapun yang anda temukan. Mungkin cinta atau mungkin kebencian. Mungkin kasih atau ego. Mungkin kesederhanaan atau kesombongan. Mungkin kebijaksanaan, kebaikan hati atau ego dan kecemburuan. Apapun yang anda temukan, itulah “anda”. Sekali anda temukan “diri” anda, langkah selanjutnya menjadi mudah.

Pelajari penemuan anda; jujurlah kepada diri sendiri dan apa yang ingin anda lakukan dengannya. Jujurlah pada diri anda sendiri apakah anda puas dengan penemuan anda. Jika jawabannya positif –“ya” tanpa sedikitpun keraguan – lalu peliharalah hal itu. Tetapi bila jawabannya “tidak” maka rubahlah menjadi apa yang anda anggap sebagai ideal.

Jadi, pada nyatanya, ada dua aspek dalam mulat sarira. Pertama ialah menemukan “diri” anda, dan yang kedua ialah apa yang ingin anda lakukan dengannya.

Sayangnya aspek-aspek ini seringkali terlupakan. Kita mengerti ungkapan itu, tetapi kita tidak melakoninya. Seperti halnya memiliki sebuah resep dari doctor yang paling baik tetapi tidak meminumnya, tidak mengkonsumsi obat-obatan yang diresepkan. Ini telah berakibat dalam kondisi masyarakat kita yang menyedihkan.

Bali, pulau para Dewa, memiliki angka kematian bunuh diri yang lebih dibandingkan bagian lainnya dari Indonesia. Bali juga memiliki jumlah pengidap HIV terbanyak dibandingkan pulau lain di kepulauan nusantara. Banyak yang akan menyalahkan factor luar untuk kondisi seperti ini. Saya tidak akan.saya lebih suka melakukan mulat sarira, introspeksi diri, vipashanaa, meniti ke dalam untuk menemukan akar penyebab masalah-masalah kita. Apa yang salah dengan kita?

Mudah menggunakan mulat sarira sebagai sebuah slogan, tetapi sangat sulit melakoninya. Karena ketika saya mulai melakoninya, Saya menemukan banyak kesalahan dalam diri saya. Jumlah kematian bunuh diri, jumlah orang-orang Bali yang terinpeksi HIV, jumlah perampokan dan criminal lainnya – semuanya secara langsung terhubung dengan saya. Mengerikan!

Saya berubah materialis dalam beberapa hal bahwa saya tidak lagi dapat melihat energy sebagai sumber segalanya dan semuanya. Saya mulai mempercayai ketidakabadian materi, daripada energy. Saya telah melupakan, walaupun Einstein mengingatkan saya, bahwa materi dan energy adalah relative, tetapi ketika itu menjadi tak berakhir dan tak tahan lama, mereka adalah kualitas dari energy.

Dulu, ketika saya meniti ke dalam, pelajaran sangat awal yang saya pelajari adalah kebutuhan untuk menemukan sumber dari segala hal, melihat sesuatu sebagaimana mereka adanya. Melakukannya, meniti ke dalam, saya mengacu pada nabi dari Arab dan saya menemukan beliau mengulagi bait yang sama: “ seseorang yang mengetahui dirinya, mengetahui Tuhan.” Saya mendengar para ahli peramal Yunani kuno menggemakan. “ ketahuilah dirimu” dan saya mendengar Krishna bernyanyi untuk temannya, Arjuna di medan perang Kurukshetra, “ dirimu adalah teman baikmu dan musuhmu juga”.

Mulat sarira adalah sebuah panggilan untuk berhenti menyandarkan diri pada semua factor-faktor luar dan mulai menyandarkan diri pada diri sendiri. Teman-teman, kita sedang dalan perjalanan sekarang. Minggu depan, saya akan melanjutkan ini. Saya berharap, saya berdoa, anda akan menemani saya.

Terjemahan dari artikel Bapak Anand Krishna di :
http://www.thebalitimes.com/2009/07/06/finding-yourself/
Read More..

Senin, 14 September 2009

Materi dan Non-materi

Saya ingat membaca tulisan Rudyard Kipling (1865-1936) ketika saya masih di Smp: Timur adalah timur dan Barat adalah barat dan tidak pernah akan bertemu. “harus saya akui, sampai saat itu saya tidak tahu banyak tentang timur ataupun barat. Sehingga saya tidak mengerti apa yang sesungguhnya ia maksudkan.

Bertahun-tahun kemudian ketika saya mulai melakukan perjalanan, bertemu dengan orang-orang berbeda dan melakukan bisnis dengan mereka, saya menyadari bahwa ada kebenaran yang disampaikan oleh si penulis besar tersebut. Kurang dari 50 tahun setelah kematian Kipling, saya menyadari bahwa Timur masih tetap Timur dan Barat masih tetap Barat. Tetapi keduanya bisa bertemu. Kemungkinan pertemuan itu sangat besar adanya. Kita dapat bertemu dalam banyak alasan.


Kini, pertemuan itu tidak hanya mendesak tetapi juga suatu keharusan. Saya melihat Timur sebagai gudang kebijaksanaan kuno, yang masih sangat relevan; dan Barat sebagai pelopor dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kebijaksanaan Timur tanpa ilmu pengetahuan dan teknologi modern menjadi tumpul dan tak berdaya. Tidak ada dinamisme, tak ada sumber kehidupan. Di sisi lain, Barat yang ilmiah tanpa kebijaksanaan menjadi serakah dan sombong. Barat kehilangan kemanusiaan dan moralitas. Timur dan Barat harus bertemu. Mereka harus.

* * *
Saya mendiskusikan hal ini dengan salah seorang teman sarjana di nusantara, ketika ia merujuk pada konsep kuno orang Bali yakni sekala / Niskala. Ini adalah istilah populer, sering diterjemahkan sebagai materi / imaterial, raga/ jiwa, duniawi / rohani atau dunia/ akhirat.

Akan tetapi Sekala/Niskala memiliki makna yang dalam lainnya. Pertama-tama, itu bukan konsep filosofis, melainkan, sebuah prinsip hidup dan kehidupan. Secara harfiah diterjemahkan, sekala adalah "dalam waktu" dan niskala adalah "di luar waktu."

Sekala adalah kekal, nilai-nilai kemanusiaan yang universal - kelestarian. Niskala adalah modernitas, pembangunan, pertumbuhan dan kemajuan - perubahan. Sekala adalah layar diam atas mana gambar-gambar bergerak niskala sedang diproyeksikan

Adalah hal yang salah, seperti yang sayangnya banyak orang lakukan, untuk membatasi sekala ke pasar, dan niskala ke tempat-tempat ibadah. Lebih salah adalah asosiasi ritual keagamaan dan bentuk luar ibadah dengan niskala, dan semua kegiatan "keduniawian” dengan sekala

Ironisnya, inilah kasus yang terjadi. sebenarnya, kita sudah selangkah lebih maju dengan mempertimbangkan tindakan "niskala" penyembahan atau ritual keagamaan guna memiliki kemampuan untuk menghapus semua kekeliruan dan kesalahan "sekala"

Dalam ketidaktahuan kita, kita sekarang percaya bahwa kita dapat melakukan segala kejahatan - menipu, merugikan, menyakiti, melukai atau bahkan membunuh - dan selalu ada ritual untuk menyelamatkan kita dari hukuman di sini dan akhirat.

Ironisnya kita percaya bahwa kita dapat lolos dari segala kekeliruan yang kita perbuat. Karena semua kekeliruan tersebut terjadi dalam alam sekala, mengingat ritual keaagamaan milik alam niskala. Dan karena niskala lebih tinggi daripada sekala, maka satu tindakan niskala dapat membatalkan semua, atau setidaknya beberapa, kesalahan di alam sekala.

Hal ini sungguh-sungguh salah dan sebuah persepsi tentang sekala/niskala yang sangat berbahaya. Persepsi ini harus diperbaiki.

Kita telah melihat kerusakan yang dilakukan pada Bali dan masyarakat Bali karena persepsi salah tersebut. Seorang investor datang dengan tas penuh uang dan menunjukkan minatnya guna "membuat penggunaan yang lebih baik wilayah yang tidak digunakan." Tidak, daerah itu bukan"tidak terpakai"; daerah itu penggunaannya sebagai hutan konservasi.

Lalu ia pergi ke Departemen Kehutanan dan mendapat ijin khusus untuk mengeksplor tanah itu untuk tujuan komersial. "Tidak, itu tidak benar-benar komersial. Pikirkan pekerjaan-pekerjaan baru yang akan dibuat. Pikirkan keseriusan dan upaya kita untuk mempercantik Bali. "

Mempercantik Bali? Tetapi kami pikir Bali sudah cantik. Akan tetapi, kami datang dengan alasan lain, alasan yang sangat valid. Daerah tersebut dianggap "suci." Ini adalah wilayah niskala. Sayangnya, kami mengirimkan sinyal yang salah

Sang investor mendapat sebuah petunjuk. Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan beberapa imam dan pemimpin masyarakat. "Pasti ada jalan keluarnya. Anda adalah manusia Allah, dan yang terbaik di antara manusia. Kau tahu tentang agama, tradisi dan nilai-nilai budaya. Jika kesucian tempat itu terganggu, Anda pasti tahu bagaimana cara merawat nya dengan ritual tertentu dan upacara keagamaan. "

Ini hanya satu contoh tentang bagaimana kita telah jatuh ke dalam perangkap yang diciptakan oleh kita dalam kebodohan kita. Ada banyak lagi contoh-contoh. Bukan hanya rumah-rumah tradisional dan sawah berubah menjadi resor, restoran dan spa; desa-desa kita sudah diubah menjadi lapangan golf.

Agen dari pulau lain mengatakan kepada calon pembeli: "Semuanya bisa diatur di sini. Aku tahu Bali dan orang Bali lebih dari yang mereka tahu diri mereka sendiri. Dan aku tahu agama mereka. Saya memahami kebiasaan mereka. Katakan saja sebidang tanah yang Anda inginkan dan aku akan mendapatkannya untuk Anda. Semudah itu.

Seseorang dapat merugikan ekosistem dan merusak lingkungan. Tak masalah. Bangunlah sebuah pura kecil bersamaan dengan hotel mewah mu. Panggillah salah seorang pendeta local, tugaskan ia di pura tersebut dan aha! Anda aman.

Hotel anda mungkin kesalahan sekala yang sangat besar, “ tapi anda lihat duniawi, adalah duniawi. Satu tindakan niskala dapat membatalkan semuanya.

Sekala dan Niskala: materi dan non-materi. “ anda lihat, ‘immaterial’ mempunyai makna ganda: ‘ non-materi,’ sama halnya ‘tidak penting’ sehingga kami menggunakan makna yang kedua.


Kata-kata disalahpahami, atau mereka sengaja mempelintir artinya untuk memenuhi kebutuhan seseorang. Aku mencoba membayangkan Bali tahun 1970-an. Bali kemudian, dan Bali sekarang. Mereka adalah dua wajah Bali yang berbeda .

Banyak pengunjung dari luar negeri masih terpesona dengan keindahan Bali. Mereka bingung, tak dapat berkata-kata. Ya, Bali masih indah. Namun keperawanannya hilang. Kesederhanaan, kesucian, dan kemurniannya hilang. Mereka milik Bali sebelum 1970-an.

Karena itu, saya juga harus menambahkan bahwa tidak semua hilang. Bali tidak kehilangan segalanya. Dia masih memiliki jiwanya. Ini harus diselamatkan. Karena jika Bali kehilangan jiwa, ia kehilangan segalanya. Kemudian Bali akan menjadi tak bernyawa

Sekala dan Niskala keduanya sama penting. Raga tanpa jiwa tidaklah bernilai. Dan jiwa tanpa raga tidak dapat mengekspresikan dirinya.sehingga kerusakan yang dilakukan pada raga juga merupakan kerusakan yang dilakukan pada jiwa, pada potensinya untuk mengekspresikan dirinya sendiri.

Saya merasa sangat, sangat sulit membayangkan Bali penuh mall, gedung apartemen dan bangunan tinggi. Apakah kita perlu mereka? Kita memiliki mereka di pulau-pulau lain di nusantara. Bisakah kita memiliki bagian dari Bali dengan keindahan alam, dan tanpa kosmetik?


* * *

Kembali ke teman sarjana saya dengannya saya membahas topik ini, pemahamannya tentang sekala / Niskala tidak berbeda daripada kebanyakan dari kita orang Timur: "Barat materialistik; Timur rohani. Ini adalah pengaruh Barat yang menghancurkan basis rohani kita. "

Tidak, tuan. Saya tidak setuju. Tetapi kita lanjutkan ini minggu depan



Penulis adalah aktivis spiritual dan penulis lebih dari 120 buku. Untuk mengetahui lebih banyak tentang kegiatan di Bali, hubungi Aryana atau Debbie di 0361 7801595 atau 8477490, atau kunjungi dan www.aumkar.org www.anandkrishna.org.

Terjemahan dari artikel :http://www.thebalitimes.com/2009/09/04/the-material-and-the-immaterial-part-1/
Read More..

Selasa, 08 September 2009

Temukan hidup di antara dua kutub kesenangan dan kepedihan

Kita ingin bahagia, kebahagiaan itu manis, kesenangan sangat didambakan. Dan penderitaan, siapa yang ingin menderita? Siapa ingin sakit atau sedih? Ya, kebahagiaan adalah manis, sangat manis malah. Tapi janganlah berlebihan. Dia akan merusak rasa. Ibarat kopi tanpa gula, kopi anda akan terasa hambar dan pahit. Jika memang anda terbiasa dengan kopi pahit, oke saja, berarti anda tidak perlu gula. Tetapi jika anda ingin kopi anda manis, anda perlu gula. Kopi anda tidak akan manis tanpa gula.

Ada sementara orang di dunia ini yang suka kopi pahit tanpa gula. Mereka kelihatan begitu melankolis, begitu serius. Melihat mereka anda merasa kasihan. Itukah hidup? Tidak, anda harus menambahkan pemanis ke dalam hidup anda. Tambahkan gula ke dalam kopi anda. Namun, untuk membuat manis satu cangkir kopi, tentu anda tidak memerlukan satu cangkir gula. Hanya satu atau dua sendok the mungkin, atau tiga sendok maksimal. Lebih dari itu akan merusak rasa.

Dan ingat, itu harus merupakan keputusan anda sendiri, berapa banyak gula yang anda perlukan, hanya anda yang tahu. Akutidak dapat menentukan untuk anda, dan tidak juga orang lain. Itu tergantung pada selera anda. Berapa banyak gula yang anda perlukan, anda sendirilah yang menentukan.

Beberapa orang suka makan gula mentah. Jika anda salah satu di antaranya, berhentilah sejenak, renungkan dan tanyakan pada diri anda sendiri; apakah saya melakukan sesuatu yang benar? Tidakkah akan mengganggu pancreas saya?

Jangan makan terlalu banyak gula, tetapi jangan terbiasa dengan kopi pahit pula. Tambahkan sedikit gula, sedikit krim. Nikmati kopi anda. Ini adalah jalan menuju kehidupan sehat.

Antara dua kutub kesenangan dan kepedihan, antara dua tepian suka dan duka, mengalir sungai kehidupan ini. Ikutlah bersama arus, dan nikmati setiap momen kehidupan anda, karena ini mungkin merupakan momen yang terakhir.

Sumber: dari buku berjudul Kehidupan – panduan untuk meniti jalan ke dalam diri - oleh Anand Krishna
Read More..

Tidak sakit, tetapi sehatkah anda?

Kenyataannya sekarang situasi anda jauh lebih buruk. Jika anda tidak sehat, anda sakit. Anda akan merasakannya, dan anda pergi ke dokter untuk berobat. Anda dengan taat minum pil anda, karena anda tahu bahwa anda sakit. Tetapi apabila anda tidak tahu bahwa anda sakit, anda tidak merasakannya, anda tidak akan mencari dokter, anda tidak perlu dirawat – anda anggap anda tidak sakit. Mungkin benar, ya anda tidak sakit – tetapi sehatkah anda?

Anda tidak sehat. Penyakit yang sedang anda derita adalah penyakit lama. Anda telah terbiasa hidup dengan penyakit anda. Atau mungkin anda masih di rumah sakit, sehingga anda sudah tidak sakit lagi, tetapi masih trauma. Anda tidak berani meninggalkan ranjang anda. Anda membayangkan yang bukan-bukan. Anda ketakutan. Anda takut jatuh, maka anda tidak mau jalan. Hidup macam apa ini? Yang ingin saya tekankan adalah bahwa tidak adanya penyakit semata bukan berarti membuat anda sehat. Pahami ini dengan baik. Yang saya inginkan adalah kesehatan bagi anda.


Tidak mempunyai masalah materi dalam hidup, semua kebutuhan anda terpenuhi – ini dapat disamakan dengan keadaan tanpa penyakit. Tetapi anda tidak bahagia. Ada sesuatu yang kurang dalam hidup anda. Anda tidak bisa menari, tidak dapat menyanyi, belum bisa merayakan kehidupan anda. Anda takut kehilangan apa yang anda miliki. Anda takut kehilangan harta anda; anda takut kehilangan jabatan anda, posisi anda, martabat anda. Anda merasa hampa. Ya, anda belum sehat; memang tidak sakit, namun belum sehat. Kenyataannya, apa pun yang telah anda lakukan untuk menyembuhkan diri, penyembuhannnya belum sempurna. Anda belum juga sehat.

Anda tidak dapat menikmati hidup – karena anda tidak dapat hidup tanpa rasa takut. Anda tidak dapat mengasihi, anda belum kenal cinta. Jantung anda hanya sibuk memompa darah keluar-masuk; ia tidak berdenyut dalam irama cinta kasih. Betapa menyedihkan! Anda hidup, namun anda kehilangan sesuatu yang dapat member makna bagi kehidupan. Masih belum terlambat juga. Hari ini pun anda dapat memutuskan untuk bergabung dalam pesta kehidupan. Bernyanyilah bersama saya, menarilah!

Dalam cinta kasih, dan hanya cinta kasih saja, anda akan memperoleh kesehatan. Anda tidak usah mencarinya lagi. Jangan tersinggung, tetapi ketahuilah, selama ini anda belum pernah merasakan kesehatan itu. Selama ini anda juga belum pernah punya pembanding. Anda tidak tahu apa sebenarnya kesehatan itu. Karena itu, selama ini kehidupan berlalu begitu saja. Aneh, tetapi itulah kenyataannya.

Tidak sakit, tetapi masih di atas ranjang. Hidup dengan rasa ketakutan sama dengan hidup dengan penyakit yang tidak anda sadari. Tinggalkan ranjang anda, tinggalkan rumah sakit yang telah menjadi rumah kedua bagi anda. Hal ini merupakan langkah awal menuju kesehatan. Sehat dan sehatlah selalu. Semoga!

Sumber: dari buku berjudul Kehidupan – panduan untuk meniti jalan ke dalam diri - oleh Anand Krishna

Read More..

Perlepasan atau pelarian?

Tidak, yang anda sebut dengan perlepasan itu tidak lengkap. Anda dalam ketakutan. Anda belum mantap dalam berpijak. Anda piker bahwa anda spiritual dan kemudian anda takut bahwa materi di sekitar anda mungkin mengganggu jalan spiritualitas anda. Anda bayangkan, anda damai dalam diri anda sendiri dan anda takut bahwa materi di sekitar anda mungkin mengganggu kedamaian pikiran anda.

Perlepasan anda dilahirkan dari ketakutan. Anda kunci diri anda dalam kamar. Anda pergi ke hutan dan menyepi. Dunia mungkin mempengaruhi anda, anda takut akan ini. Anda takut keramaian. Ini bukan Sanyas atau Pelepasan, bukan semedi atau meditasi. Manusia yang selalu hidup dalam kesadaran tidak pernah ketakutan. Seseorang yang telah melepaskan diri akan melihat roh di balik semua materi. Dia tidak melihat lainnya. Dia hanya melepaskan dirinya dari kesadaran materi. Dia tidak akan melarikan diri dari dunia, dia akan menikmatinya. Dia akan menjalani kehidupan sepenuhnya, karena sekarang ia telah melampaui keduanya, materi dan roh.


Biarkan dunia mencap dia sebagai materialis, lalu kenapa? Yang lain mungkin menyebutnya spiritualis, bukan menjadi masalah besar juga. Biarkan dunia mengacau-balaukan, tapi anda seyogyanya tidak terpengaruh. Apa yang dipikirkan orang lain tentang anda, mungkin atau mungkin juga tidak mencerminkan gambaran anda sebenarnya, diri anda sebenarnya. Anda tidak perlu peduli dengannya, dengan opini orang lain tentang diri anda.

Inilah kemudian perlepasan sebenarnya. Jujurlah terhadap diri anda sendiri.


Sumber: dari buku berjudul Kehidupan – panduan untuk meniti jalan ke dalam diri - oleh Anand Krishna
Read More..

Dari keterikatan ke kebebasan

Apakah anda bebas atau anda terikat? Tidak ada keadaan lain di antaranya. Burung terikat selama dia berada dalam sangkar. Tidak peduli sangkarnya terbuat dari kayu murah atau dari logam murni, sangkar tetaplah sangkar. Anda tidak dapat berpesta, anda harus menunda semua rencana perayaan-perayaan anda, sampai anda bebas. Budak adalah budak, ‘perayaan’ tidak dapat menjadi nasibnya. Pembebasan dulu dan baru kemudian perayaan.

Tetapi, ijinkan saya ingatkan anda – anda bukan budak. Pembudakan anda adalah imajinasi anda sendiri. Itu adalah ilusi. Carilah celah sempit yang terbuka. Melompatlah ke luar, terbanglah ke luar, karena kebebasan menunggu anda. Tetapi mungkin anda telah terbelenggu demikian lama sehingga sekarang anda takut bebas. Ketika anda masih terbelenggu, anda selalu bermimpi akan kebebasan. Sekarang begitu kebebasan berada di ambang pintu, sekarang begitu kebebasan hanya selangkah lagi, anda justru menjadi takut. Anda takut menghadapi kebebasan.

Bebaskan diri anda dari rasa takut. Rasa takut membuat anda lemah. Rasa takut membuat anda menjadi begitu lemah, sehingga tidak mempunyai kekuatan lagi untuk membebaskan diri dari perbudakan. Bebaskan diri anda dari perbudakan yang mengecoh ini. Pahamilah, perbudakan ini adalah kreasi anda sendiri. Itu suatu ilusi, suatu imajinasi. Keterikatan anda, obsesi anda – semuanya ini telah menciptakan sangkar, tempat anda tinggal. Bebaskan anda dari keterikatan ini. Ini bukan cinta kasih. Lepaskan diri anda.

Selama anda terikat, anda terikat dalam sangkar, kebebasan hanya merupakan suatu impian. Jika anda senang dengan situasi seperti ini, jangan mengeluh lagi. Jangan mengharapkan kebebasan. Lalu, nikmatilah keterikatan anda. Lalu, jadikan sangkar anda dunia anda. Jangan mimpikan dunia luar.

Lalu jangan berpikir tentang kebebasan. Lalu cintailah keteriktan. Tetapi ingat, ini bertentangan dengan keadaan alami anda. Perbudakan tidak ada hubungannya dengan sifat sejati anda. Setelah beberapa waktu anda akan mulai mengadu lagi. Suatu hari anda akan mulai bermimpi tentang kebebasan lagi.

Lalu, mengapa menunda kebebasan anda sendiri? Mengapa anda tangguhkan? Mulailah perjalanan anda menuju sesuatu yang baru, yang belum anda ketahui. Bebaskan diri anda, karena hanya lewat kebebasan anda dapat mengubah hidup anda menjadi perayaan. Sekali lagi, saya ulangi, perbudakan, penjajahan hanya merupakan imajinasi anda. Bebaskan diri anda. Ini bukan sesuatu yang mustahil. Tidak, jangan membiarkan kebebasan hanya menjadi sebagai suatu kemungkinan. Nyatakan kebebasan anda sekarang juga pada kesempatan ini.


sumber:Sumber: dari buku berjudul Kehidupan – panduan untuk meniti jalan ke dalam diri - oleh Anand Krishna
Read More..

MATI UNTUK CAHAYA ABADI

Sebuah lampu terang benderang di taman. Di taman yang tak terpelihara, bunga-bunga pada tumbuh liar, tetapi ada keindahan di balik keliaran itu. Keindahan terpendam yang bahkan dapat mengubah padang belantara menjadi surga.

Ribuan ngengat, serangga mabuk menari di sekitar lampu. Tarian ini sungguh gila. Tarian seliar bunga yang tumbuh di taman. Bagaimana saya dapat menjelaskannya? Mereka akan terbakar. Tetapi, lagi dan lagi mereka akan kembali ke cahaya, sekali lagi mereka akan terbakar dan mereka jatuh. Apa yang akan anda katakana? Pasti kegilaan. Namun mereka tak henti-henti mengulangi tarian gilanya.


Kali ini adalah tarian maut. Tarian kematian. Mereka akhirnya jatuh di atas rumput. Liar, tak bernyawa. Kehidupan meninggalkan tubuh mereka

Apa yang akan anda katakan untuk kematian seperti itu? Tak berarti? Aku menganggap keseluruhan episode ini begitu sangat indah, mati karena cahaya, terbakar oleh cahaya, alangkah menyenangkan, alangkah indahnya. Hidup mereka bermakna. Itu adalah saat-saat untuk dirayakan. Tumpahkan air mata kegembiraan, karena mereka telah menemukan takdirnya. Dirikan monument di tempat kenangannya, karena mereka adalah martir cinta.

Cahaya yang selama ini tertahan dalam tubuh kecil mereka terlepas sekarang, menjadi satu dengan Sumber Ilahi. Menjadi satu dengan sumber semua cahaya, adakah nasib yang lebih baik dari itu? Adakah kematian yang lebih baik dari pada ini? Alangkah menyenangkan.

Seperti burung kebingungan dalam sangkar, aku jauh dari kebebasan, dari pelepasan. Ijinkan aku, oh Kasihku, untuk bergabung dengan ngengat-ngengat itu dalam tarian mereka. Biarkan aku menari dengan mereka dalam suka-cita, dalam cinta. Ijinkan aku menari terus sampai akhir. Berkahi diriku wahai Kekasihku! Biarkan aku menari hari ini, sampai kakiku berdarah. Biarkan aku menari sampai tak bernapas dan jatuh di atas rumput liar untuk tida bangkit lagi. Semoga kegilaan seperti itu menjadi nasibku juga. Bairkan aku menari hari ini, tarian kematian, penghancuran dan, oh Cahaya Ilahi, jangan membuatku menunggu lebih lama lagi; binasakan diriku. Bakar diriku, biarkan aku terbakar oleh cahaya hari ini.


sumber :dari buku berjudul Kehidupan – panduan untuk meniti jalan ke dalam diri - oleh Anand Krishna

Read More..

Melampaui kelahiran dan kematian.

Jadilah kreatif dan ingat kreativitas itu selalu asli. Kreativitas tidak pernah merupakan imitasi. Begitu anda meniru, anda berhenti hidup. Anda menuju kematian yang tak bertujuan. Jika hidup tidak kreatif, tidak asli, akan menjadi sia-sia, karenanya kematian menjadi sia-sia juga. Jika anda kreatif, asli – kemudian dan hanya kemudian – anda dapat hidup secara kreatif dan sepenuhnya, dan hidup sepenuhnya ini akan mengantar anda ke kematian yang bermakna, kemudian kematian tidak lagi tak bertujuan, kemudian kematian membuka batas-batas baru bagi anda, cakrawala yang mengasyikkan. Kematian akan membuka batas-batas yang belum pernah anda mimpikan sebelumnya. Anda memasuki dunia yang sama sekali baru. Kematian mengantar anda ke penyempurnaan, ke tingkat kreativitas yang tertinggi, tingkat keaslian yang tak terbanding, di mana tidak ada dualitas lagi.

Selama ini anda pikir anda mencintai kehidupan. Tidak benar. Yang anda cintai bukan kehidupan, tetapi hanya satu sisi kehidupan. Yang anda cintai hanyalah kelahiran. Anda tidak suka dengan kematian. Anda takut mati, padahal baik kelahiran maupun kematian merupakan dua sisi kehidupan.


Anda selalu membelah, membeda-bedakan antara yang panas dan yang dingin, yang baik dan yang buruk, suka dan duka, gelap dan terang. Anda selalu hidup dalam dualitas dan dualitas tidak pernah membuat anda kreatif, tidak dapat membuat anda hidup sepenuhnya.

Anda terpaut dengan ide bahwa surga adalah sebuat tempat di mana semuanya bahagia dan neraka tempat orang menderita selamanya. Kedua ide tersebut jauh dari kenyataan. Anda memanjat bukit hari ini; ini mungkin membawa anda ke puncak, tetapi anda harus juga turun, anda harus turun lagi untuk menghadapi hidup. Tidak, surgs seperti itu dan neraka seperti ini hanya merupakan khayalan anda.

Saya tidak berbicara tentang sifat dualitas, tentang perbedaan antara kelahiran dan kematian, antara terang dan gelap, antara siang dan malam, antara panas dan dingin. Bukan. Konsep saya tentang dunia tersebut, tentang keadaan yang abadi itu jauh dari sifat-sifat berlawanan dan dualitas. Kebahagiaan hanyalah jarak antara dua saat penderitaan yang bergantian, dan penderitaan demikian juga, sebuah celah sementara antara dua saat kebahagiaan. Tak satu pun dari mereka adalah permanen, tidak juga abadi.

Ingat, saya tidak menggunakan bahasa kiasan dan saya tidak menggunakan bahasa sastra yang kadang sulit dipahami. Sya berkata dalam bahasa jelas dan sederhana, sehingga anda mudah memahami saya.

Jangan salah paham, jangan disalah artikan kata-kata saya. Usahakan tidak menafsirkan saya, penafsiran anda menjadi latihan intelektual bagi anda untuk mensyukuri dan memuaskan ego anda. Ini hanya akan menjadi salah tafsir.

Satu-satunya kata yang mendekati konsep saya tentang dunia tersebut, adalah kata Sansekerta Ananda. Kabahagiaan Ilahi, Tertinggi, Luhur, melampaui sifat-sifat berlawanan dan segala macam dualitas.

Tetapi, ijinkan saya membuat diri saya menjadi sangat jelas. Ananda ini tidak dapat menjadi takdir anda jika anda tidak hidup sepenuhnya. Untuk melampaui sifat berlawanan antara kelahiran dan kematiaan, anda harus menyelami kehidupan dulu. Hanya dengan menyelaminya dahulu anda dapat melampuainya. Tidak ada jalan lain. Terimalah hidup dengan semua dualitasnya dahulu. Dan ingat, pendekatan anda terhadap kehidupan harus asli, harus unik. Itu harus memberikan cap yang tidak keliru atas kreativitas anda. Jangan biarkan hidup anda menjadi imitasi kehidupan orang lain, baik itu Krishna, Kristus, Muhammad atau Mahavira, Buddha atau Baba. Jangan menyalah-artikan apa yang sedang saya katakan. Belajarlah dari kehidupan mereka. Yang mampu anda lakukan, dengan sepenuh hati lakukanlah. Tetapi, jangan menirunya- temukan cara pendekatan anda sendiri, metode anda sendiri, dengan gaya anda sendiri.

Lihatlah sekeliling, tidak ada pengulangan kreasi di sekitar anda. Tidak ada dua wajah yang sama. Tidak ada dua jenis bunga yang beraroma sama. Tidak ada dua pohon dnegn bentuk sama. Belajarlah dari alam, dari kreasi sekitar anda. Sekali lagi jadilah asli!

Terimalah hidup dengan semua sifat berlawanannya, kemudian dan hanya kemudian anda dapat menerima kematian dengan semua misterinya. Masukilah kedua sifat berlawanan kehidupan dan lampauilah mereka. Kemudian dan hanya kemudian anda dapat mencapai Ananda.

Sumber: dari buku berjudul Kehidupan – panduan untuk meniti jalan ke dalam diri - oleh Anand Krishna

Read More..

Nilai Kekayaan yang sejati

Bagi masyarakat di kepulauan ini, di mana Bali selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan, artha, “ kekayaan” atau “uang” bukanlah akhir tetapi sarana untuk mencapai kemakmuran yang total. Dan kemakmuran yang total bukanlah hanya kemakmuran ekonomi tetapi juga keamanan sosial. Di atas segalanya, artha adalah sesuatu yang member makna pada hidup seseorang.

Seorang teman saya di Singapura menamakan perusahaannya Cash & Gold Pte. Ltd. Sekarang, “cash, uang” dan “gold, emas” dalam bahasa Inggris tidak memiliki arti yang lain. Uang adalah uang dan emas adalah emas. Tetapi di sini, svarna artha, secara harfiah bermakna sama, “emas” dan “uang”, mungkin memiliki pengertian yang sedikit berbeda.




Svarna bisa juga berarti menguntungkan, mulia atau berharga. Emas adalah logam yang berharga, tetapi kejujuran dan integritas juga dapat menjadi berharga. Bukan hanya benda tetapi juga sifat dapat menjadi berharga.

Sama halnya dengan artha tidak selalu menunjukkan uang. Sehingga Svarna Artha tidaklah selalu Cash & Gold ( uang dan emas ). Svarna Artha bisa juga bermaksa kekayaan yang mennguntungkan.

Seorang idealis mungkin mengatakan, “ uang bukanlah segalanya”. Tetapi bagi seorang yang pragmatis, uang adalah sesuatu yang mana kamu tidak bisa hidup tanpanya. Seorang teman saya, seorang yang beragama Buddha, setuju dengan kesimpulan Buddha bahwa hidup adalah penderitaan. Semuanya adalah samsara, pengalaman-pengalaman yang berulang dan berakhir dalam dukha atau penderitaan. “tetapi”, dia menambahkan, “ dengan uang, anda bisa memilih bagaimana cara untuk menderita. Tanpa uang anda tidak dapat memilih”.

Sering kali ia dalam perjalanan. Dia terbang dengan kelas bisnis, kadang-kadang kelas satu dan menginap di hotel bintang lima. dia selalu berpesta cocktail pada pukul 18.00 di mana pun ia berada. Dan dia setuju bahwa “ ini semua adalah kenyamanan. Aku tidak bahagia karenanya. Aku masih menderita. Saya belum menemukan cinta yang selama ini saya cari. Tetapi setidaknya saya bisa menderita dengan gaya”.

Baiklah, baiklah, baiklah …. Oke, bila itu membuat kamu senang, temanku.

Tetapi bagi para leluhur di kepulauan kita, hidup seperti itu tidak bermakna. Menderita dalam gaya bukanlah definisi mereka tentang hidup yang bermakna.

Hidup yang bermakna adalah hidup yang bahagia.


Hidup yang bermakna adalah hidup yang menggembirakan, hidup yang memuaskan.

Kekayaan yang tidak menambah kebahagiaan dan kegembiraan anda adalah kekayaan yang tak bernilai. Saya harus menekankan kata “menambah” di sini. Kekayaan tidak membuat anda bahagia tetapi itu dapat menambah kebahagiaan anda. Kekayaan tidak membuat anda gembira, tetapi itu dapat menambah kegembiraan dan kepuasan anda.

Kebahagiaan yang sesungguhna berasal dari rasa puas dalam memperoleh kekayaan. Kebahagiaan ada dalam perjuangan untuk memperoleh penghasilan dan memiliki uang tabungan pertama anda di bank. Karena hanya ketika anda bekerja keras untuk memperoleh uang, anda mengetahui nilai sesungguhnya uang itu, nilai kekayaan yang sesungguhnya.

Saya telah menyaksikan orang-orang mewarisi puluhan juta dollar dan poundsterling dari orang tua mereka. Mereka tidak mengetahui nilai uang tersebut. Seorang teman saya selalu mengeluh mengenai anak lelaki mereka, “ mereka tidak bisa apa-apa. Mereka menghabiskan setiap uang yang saya berikan untuk urusan mereka. Mudah mendapatkan, mudah pula menghabiskannya. Mereka tidak dapat menyimpan apa pun.”

Teman saya adalah lelaki yang maju atas usahanya sendiri. Dia mulai karirnya dengan pekerjaan kasar. Sekarang dia adalah jutawan besar, mungkin seorang milyarder. Tetapi dia sangat tidak bahagia, sangat cemas: “apa yang akan terjadi pada kerajaan yang telah saya bangun pada saat saya tidak di sini?”

Ah, dia tidak belajar dari pengalaman hidupnya. Dia mulai dari nol, sehingga dia menghargai setiap sen yang dia dapatkan. Anak-anak lelakinya mulai dari jutaan. Mereka tidak mesti berkeringat untuk memperoleh uang. Karenanya, mereka tidak tahu mengenai nilai kekayaan yang sesungguhnya.

Pada masa lampau, orang-orang membuat sendiri minuman seperti minuman anggur dari buah-buahan. Sehingga ada ungkapan di timur:” mereka yang dapat membuat minuman anggur mengetahui nilai sesungguhnya minuman anggur”. “ orang-orang mengkonsumsi minuman anggur – bahkan mereka mabuk – tanpa mengetahui apa sebenarnya minuman anggur itu dan bagaimana cara membuatnya..

Saya tidak tahu sejauh mana arti dari ungkapan tersebut bagi anda yang tidak biasa dengan cara berfikir dan cara bertindaknya orang-orang Timur. Makna di balik ungkapan ini adalah: “ adalah perjuangan dan kerja keras dalam memperoleh penghasilan yang membuat anda menghargai yang anda peroleh.”

Artha tidak berfokus pada tujuan saja, tetapi juga pada cara-cara untuk meraih tujuan. Oleh karena itu, dianjurkan kita berpenghasilan melalui cara-cara yang benar atau secara dharma. Anda bisa menjadi kaya, tetapi pastikan bahwa kekayaan anda tidak berasal dari cara-cara yang tidak benar. Jangan merampas hak-hak orang; jangan menipu; jangan menindas.

Kita berhak mendapat kebahagiaan. Kita berhak mendapatkan kegembiraan dan hidup yang nyaman. Tetapi marilah kita pastikan bahwa kebahagiaan, kegembiraan dan kenyamanan kita tidak mengakibatkan orang lain tidak bahagia, berduka cita dan gelisah.


Artha juga mengandung pengertian penyaluran kekayaan dengan benar. Lebih dari dua millennium, perpajakan dianggap sebagai sarana untuk mendistribusikan kekayaan. Dan akhir-akhir ini para penguasa dipercayakan dengan tugas, kewajiban untuk memfasilitasi distribusi tersebut.

Pemerintah dinasihatkan untuk menyebarkan kesadaran tentang perlunya distribusi semacam itu. Orang kaya dibuat sadar bahwa “ tetangga yang miskin adalah tetangga yang iri hati”. Dan bahwa “pencuri dan perampok adalah produk dari kecemburuan dan keserakahan.” Ini bukanlah petunjuk praktis. Tidak semua tetangga yang miskin menjadi iri hati, cemburu dan berubah menjadi pencurian dan perampokan. Akan tetapi nasihatnya baik. Peringatan membuat pengaruh yang baik terhadap orang-orang kaya. Dan mereka akan sudi berbagi kekayaan mereka, melalui pajak seperti halnya sedekah, guna menjamin keamanan sosial.

Dharma dan artha dan kebajikan dan kekayaan tidak dapat dipisahkan. Mereka seperti kedua kaki kita. Dengan hanya satu kaki, kita menjadi pincang. Jadi, keduanya sama pentingnya. Mereka yang membual akan kebajikan tetapi bergantung pada sedekah dan “keamanan sosial” untuk hidup mereka, mereka tidak memenuhi tujuan hidup. Mereka belum memahami makna sesungguhnya dan maksud dari purushartha, struktur hidup manusia.

Jadi, artha bukan hanya kekayaan, uang, dollar, euro, dan yen, tetapi juga keamanan sosial, keadilan dan kemakmuran bagi semua. Saya teringat penyair yang mashur, WS Rendra yang meninggal minggu lalu. Dia berkata:

“ (untuk tujuan ekonomi) keindahan dan alam Bali, keduanya telah mengurangi daya tarik para turis… pesawat jet siap mendarat di sini, mereka pasti memiliki urusan dan Bali haruslah semenarik mungkin guna memikat mereka. Seni dan kebudayaan Bali harus dikemas secara menarik sehingga menjadi mudah dijual….

“ dan jika penduduk Bali miskin, biarkan mereka tetap demikian. Kemiskinan mereka juga menjadi bisnis bagi institusi-institusi seperti Bank Dunia, yang ingin sekali berinvestasi dan menghasilkan uang.”

Terjemahan dari Artikel :http://www.thebalitimes.com/2009/08/13/the-true-value-of-wealth/


Read More..

Rabu, 19 Agustus 2009

Perpaduan antara duniawi dan rohani

Konsep saya tentang Yoga, tentang Kesadaran yang Tertinggi – yang selalu menyatukan dan tidak pernah memisahkan – adalah gabungan antara yang “tampak seperti” dunia materi atau duniawi dan apa yang anda biasa sebut “rohani”. Oleh karena itu, Yoga tidak seratus persen materi, tidak pula seratus persen rohani. Yoga adalah perpaduan antara duniawi dan rohani. Segala sesuatu yang anda sebut duniawi dan segala sesuatu yang anda sebut rohani, dengan semua variasinya, menambah kilauan Yoga. Yoga ibarat sebuah melodi.

Menurut hemat saya, mereka yang hanya belajar Yoga untuk kesehatan jasmani dan mereka yang mendalaminya hanya untuk alasan rohani, kedua-duanya belum memahami apa sebenarnya Yoga itu. Yoga adalah ilmu, ilmu yang melebihi sekedar ilmu pengetahuan, ilmu spiritual yang membuat manusia menjadi utuh utuh. Dunia dan roh, kedua-duanya harus kita terima untuk membuat hidup ini menjadi seimbang dan sempurna.

Not tunggal mempunyai keindahannnya yang tersendiri; saya tidak menyangkalnya. Namun satu not tunggal jauh dari orchestra. Yoga ibarat orchestra. Ilmu gabungan antara Duniawi dan Rohani, itulah Yoga. Senggama dan Semedi bukan dua hal yang berbeda. Senggama dapat menjadi semedi dan semedi dapat menjadi senggama. Semedi atau meditasi merupakan senggama antara manusia dan Keberadaan. Apabila anda masih melihat perpisahan atara keduanya, anda tidak akan pernah dapat memahami Yoga.

Baik dan buruk, kedua-duanya ada bersama. Tak seorangpun dapat menjadi seratus persen baik, tak seorangpun dapat menjadi seratus persen buruk. Orang baik bisa memiliki beberapa sisi yang buruk. Sebaliknya, orang buruk pun dapat memiliki beberapa sisi yang baik. Kita tidak akan pernah menemukan perbukitan tanpa lembah. Di mana ada lembah, di situ ada bukit; dan sebaliknya, di mana ada bukit, di situ pula ada lembah, jangan menjadi munafik. Mereka yang munafik berpura-pura menjadi baik. Mereka selalu menggunakan topeng. Mereka selalu berupaya untuk menyembunyikan kenyataan diri mereka di balik topeng. Mereka tak adakn pernah mencapai Yoga, atau Kesadaran yang tertinggi.

Suatu ajaran, setiap ajaran yang mengajarkan anda untuk menahan diri, untuk menutup keriput wajah anda di balik kosmetik tebal, dapat menjadi sangat berbahaya. Tidak, ajaran-ajaran semacam itu hendaknya tidak dijadikan kepercayaan anda. Terlalu banyak kosmetik dapat mencederai wajah anda sendiri dan membahayakan kulit anda sendiri. Waspadalah terhadap kanker kulit.

Suatu ajaran yang menuntut anda untuk menahan diri, membuat anda lemah. Ajaran-ajaran seperti itu pada akhirnya akan selalu gagal. Sayangnya, dunia hari ini berlimpah dengan ajaran-ajaran seperti itu dan telah berhasil menentukan system kemasyarakatan. Namun tidak akan lama, system-sistem semacam itu akan gagal dan ingat kegagalannyadapat melahirkan kesadaran baru, Kesadaran akan persatuan antara duniawi dan rohani, antara Manusia dan Tuhan. Kesadaran itulah Yoga.

Anda masih suka makan daging, anda menyukai klab malam dan anda tetap suka melihat gadis-gadis cantik, Yoga menyelahkan anda meneruskannnya, senangkan diri anda.

Sama sekali tidak diperlukan perlepasan diri dari kesenangan-kesenangan tersebut. Makanlah sepuasnya. Apabila anda sudah muak akan kesenangan duniawi, maka peningkatan spiritual akan menjadi alamiah. Anda tidak perlu memaksakan spiritualitas pada diri anda. Biarkan proses perubahan dari Kesadaran Debu ke Kesadaran – Ilahi berlangsung secara alamiah, mulus.

Anda tidak dapat melarikan diri dari Takdir. Singkirkan ilusi yang membuat anda terikat. Anda bebas. Kebebasan adalah Takdir anda. Sekali lagi saya katakana, itulah Yoga

Read More..